Sunday, August 22, 2010

Cerita yang Benar-benar Pendek


Kumpulan cerita 100 kata yang ditulis oleh delapan orang pengarang itu membuat saya seperti menyantap es campur. Sajian cerita-cerita pendek dengan gaya masing-masing pengarangnya memberikan sensasi yang berbeda-beda ketika dibaca. Beberapa penulis memilih bercerita dalam bentuk dialog, namun toh tidak mengurangi makna dari ceritanya. Semua cerita teramu dengan baik dan sukses membius saya untuk terus mebalikkan halaman demi halaman buku ini.

Para pengarang buku ini menuliskan cerita-ceritanya dalam 100 kata, tidak lebih. Disajikan dengan bumbu andalan mereka masing-masing dan diakhiri dengan kejutan-kejutan yang tak terduga. Mungkin terdengar mudah, menuliskan 100 kata. Tapi bercerita dalam 100 kata? Tidak semudah yang dibayangkan saya kira.

Secara tampilan pun, buku yang diterbitkan oleh Penerbit Antipasti ini dikemas dengan baik. Desain cover dan ilustrasi di dalamnya tergarap dengan baik. Hal yang membuat saya menyukai buku setebal 111 halaman ini tidak hanya isinya, namun juga kemasannya. Jika membutuhkan bacaan ringan, dengan waktu senggang yang tidak begitu panjang, tidak ada salahnya membaca kumpulan cerita 100 kata ini. Toh, saya sukses menyelesaikannya di sela-sela mempersiapkan ujian OSCE saya. hehe...

Dibunuh oleh Mayat


Novel yang ditulis oleh Peter Blauner ini diterbitkan oleh Dastan dan dikemas dengan cover yang apik. Novel yang berjudul The Devil's DNA ini telah mendapat predikat international bestseller. Pun komentar yang tertera di cover belakangnya menjanjikan bacaan yang luar biasa.

Novel bergenre thriller ini enak dibaca. Walaupun merupakan naskah terjemahan, namun penerjemahnya tampak memilih kata-kata dengan tepat sehingga tidak mengurangi kenikmatan pembaca untuk menyelami alur cerita. Buku setebal 532 halaman ini mampu saya selesaikan dalam satu hari karena begitu penasaran dengan akhirnya. Walau memang belum mengalahkan keasyikan saya menyelami fantasi dalam Harry Potter, karya fiksi J.K Rowling.

Novel ini berkisah tentang dua pembunuhan di tahun 1983 dan 2003 yang dihadapi oleh detektif yang sama. Detektif Francis X. Loughin sebagai tokoh utama novel ini berupaya mencari hubungan di antara kedua kasus tersebut. Dia bekerja kerasa menemukan jawaban tentang siapa pelaku pembunuhan yang sebenarnya. Sekaligus berjuang menjawab pertanyaan batinnya, "Benarkah ia telah memasukkan orang yang salah ke dalam penjara selama 20 tahun?". Segalanya begitu rumit ketika DNA yang terdapat pada kuku korban pembunuhan di tahun 2003 diidentifikasi sebagai DNA korban pembunuhan di tahun 1983. Menghadapi masa pensiunnya, Detektif Francis berusaha menuntaskan kedua kasus pembunuhan ini.

Penulis bercerita dari sudut pandang orang ketiga. Berusaha menggambarkan setiap detail dalam perjuangan sang tokoh utama menuntaskan misteri pembunuhan yang dihadapinya. Cara penggambaran yang begitu deskriptif membantu saya larut dalam cerita ini. Pun menjadi ikut penasaran dan bertanya-tanya, "Siapa pelaku sebenarnya?". Terlebih lagi, penulis menutup cerita dalam novel ini dengan akhir yang tidak saya duga. Bukan sekedar mengungkapkan pelaku kedua kasus pembunuhan tersebut.

Saya sebenarnya tidak terlalu suka membaca novel bergenre thriller, karena seringkali ekspektasi saya terlalu tinggi. Namun, novel karya Peter Blauner ini menurut saya sangat bagus. Tidak salah jika penulisnya pernah dianugerahi Edgar Allan Poe Award dan karyanya menjadi bestseller.